Nama : Risa Octatuvia Arbianti
NPM : 19214481
Kelas : 4EA12
KOMUNIKASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL
Pola komunikasi yang ada dalam organisasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu komunikasi Vertikal (ke atas dan Kebawah) dan Komunikasi Horisontal (setara) Di kedua jenis komunikasi ke atas maupun ke bawah, manajemen mengendalikan sistem komunikasinya. Para manajer memiliki waktu, keahlian, dan fasilitas untuk memperbaiki komunikasi yang ada di organisasi.
Komunikasi ke atas (Komunikasi Vertikal) adalah komunikasi yang
terjadi antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Robbins (2001) menjelaskan
bahwa komunikasi vertikal adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat
dalam suatu organisasi/kelompok ke suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat
yang lebih rendah secara timbal balik. Dalam lingkungan organisasi atau
kelompok kerja, komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi kunci penting
kelangsungan hidup suatu organisasi. Bahkan menurut Stoner dan Freeman (1994),
dua per tiga dari komunikasi yang dilakukan dalam organisasi antara atasan dan
bawahan berlangsung secara vertikal, sehingga peran komunikasi vertikal sangat
urgen dalam organisasi.
Pola komunikasi yang ada dalam organisasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu komunikasi Vertikal (ke atas dan Kebawah) dan Komunikasi Horisontal (setara) Di kedua jenis komunikasi ke atas maupun ke bawah, manajemen mengendalikan sistem komunikasinya. Para manajer memiliki waktu, keahlian, dan fasilitas untuk memperbaiki komunikasi yang ada di organisasi.
Komunikasi horizontal (setara)merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai kedudukan sama, posisi sama, jabatan se-level, maupun eselon yang sama dalam suatu organisasi.
Dari struktur organisasi PT ADES
WATERS INDONESIA dapat
dilihat terdapat alur komunikasi vertikal dan horizontal, untuk komunikasi Vertikal
dapat dilihat yaitu komunikasi antara atasan dan bawahan dari Dewan Komisaris ke Direksi biasanya berisi perintah atau arahan
biasanya yang memiliki jabatan lebih
tinggi sebagai komunikator (Pengirim pesan), dan yang memiliki kedudukan lebih
rendah sebagai Komunikan (Penerima pesan) biasanya didalam komunikasi vertikal
lebih bersifat formal karena adanya perbedaan kedudukan. Setelah itu Direksi memberikan arahan kepada Komite Audit untuk
menjalankan tugasnya dengan baik. Mulai dari menaati ketaatan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Dan untuk komunikasi Horizontal yaitu komunikasi yg dilakukan
antaran orang yang memilikin jabatan se level, posisi yang sama dan kedudukan
yang sama. Menurut saya, didalam komunikasi horizontal lebih fleksibel karena
dari kedua orang atau kelompok bisa saling berbagi informasi satu sama lain.
Bisa berperan sebagai Komunikan (Penerima pesan ) atau sebagai Komunikator
(Pengirim Pesan). Sebagai contoh komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang
dilakukan sesama direktur atau komite audit. Berikut merupakan contoh gambar dari komunikasi horizontal dan vertikal.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar